Manfaatkanlah Waktu sebaik-baiknya karena Waktu Tak Akan Pernah Terulang

WIB WITA WIT

Banyak Uang Saku Yang Tepat Untuk Anak



Menyekolahkan anak adalah kewajiban orang tua untuk bisa memberikan pendidikan yang terbaik. Akan tetapi banyak orang tua yang kebingungan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa mendapatkan sekolah yang terbaik. Belum lagi memikirkan biaya untuk uang saku yang harus diberikan kepada anaknya selama bersekolah. Di pihak orang tua banyak sekali muncul pertanyaan berapa si uang saku yang harus diberikan kepada anak? apa segini cukup?atau berlebihan? kalau kebanyakan nanti anakku akan menggunakannya dengan sembarangan. haddeeehh..

Berapa si uang saku yang tepat untuk anak?


Jawabannya adalah anda sendiri yang tahu berapa banyak. Dengan melihat kepribadian si anak anda akan bisa tahu uang saku yang tepat buat anak. Mulai dari umur mereka, kemampuan anak dalam menggunakan uang dan yang tidak kalah penting adalah kemampuan finansial anda sendiri.

Mungkin beberapa tips ini akan membantu anda lebih bisa menentukan uang saku untuk anak anda:

1. Tentukan berdasarkan formula Ada sebagian orangtua yang membuat standar sendiri. Misalnya, anak akan mendapat kenaikan uang jajan sebesar seribu rupiah per hari pada setiap tahunnya. Jika saat berusia 7 tahun dia mendapat uang jajan dua ribu rupiah per hari, tahun depannya dia akan mendapat tiga ribu rupiah, dan seterusnya. Penentuan standar itu juga perlu disesuaikan dengan apa yang akan dibeli anak di sekolah serta kemampuan finansial Anda.

 2. Berikan budget mingguan James Sears, ahli kesehatan anak dari Southern California, menyarankan Anda untuk mengamati pola jajan anak selama seminggu, lalu menghitung berapa jumlah uang yang dihabiskan secara keseluruhan. Dengan menerapkan metode ini, Anda dapat memenuhi kebutuhan anak sekaligus sesuai dengan kemampuan orangtua. “Pendekatan seperti ini berguna untuk mengajarkan anak, bahwa ketika mereka sudah menghabiskan seluruh uang jajan untuk seminggu hanya dalam beberapa hari, mereka tidak lagi bisa membeli apa yang mereka inginkan,” kata Sears. Dengan demikian, anak akan belajar lebih bijak dalam menghabiskan uangnya.

 3. Diskusikan bersama anak Anda juga bisa bertanya pada anak, berapa jumlah yang ia inginkan. “Biarkan anak mengajukan semacam ‘proposal’ berisi berapa jumlah uang saku yang ingin mereka dapatkan dan pengeluarannya seperti apa,” saran ahli parenting Jim Fay, penulis Millionaire Babies or Bankrupt Brats: Love and Logic Solutions to Teaching Kids About Money. Setelahnya, giliran Anda me-review apakah “proposal” anak ini dapat diterima atau perlu dikurangi. “Intinya, tidak pernah ada istilah uang jajan sudah cukup, karena mereka pada dasarnya ingin membeli apa saja yang diinginkan,” kata Fay. “Dengan metode seperti ini, Anda sekaligus membekali mereka kemampuan finansial yang akan berguna pada saat dewasa nanti.”

 4. Bayar anak untuk melakukan pekerjaan tertentu Sebagian orangtua baru mau memberikan uang jajan setelah anaknya mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun, sebagian ahli merekomendasikan agar para orangtua memisahkan kedua masalah ini. “Anak-anak melakukan tugas rumah tangga karena mereka adalah bagian dari keluarga,” kata Sears. “Jika mengerjakan tugas rumah tangga selalu dikaitkan dengan uang jajan, nantinya anak Anda akan mengharapkan dapat bayaran setiap kali mencuci piring atau membereskan tempat tidur.

Tengok, Jam berapa sekarang? apa yang sudah bisa anda lakukan untuk anak anda? lakukan secepatnya, Ganbate

[Read More...]


Pemuda Bertanya Jam Berapa Sekarang?



Hati-hati klo nanya "JAM BERAPA SEKARANG?"

Dalam suatu kereta seorang pemuda bertanya pada seorang bapak disampingnya, "Jam berapa sekarang Pak ? "

Sungguh diluar dugaan , si Bapak diam saja , menoleh pun tidak. Mengira sang bapak tidak mendengar, pemuda tsb. mengulanginya sampai 3 kali, namun si Bapak diam tidak bergeming sedikitpun.

Merasa kesal , si pemuda akhirnya mencolek bapak tsb. dan berkata "Saya heran mengapa bapak tidak menjawab pertanyaan saya ??, apa sih susahnya" katanya sambil melengos.

Belum habis dia melengos, si bapak mulai berbicara "Bukannya saya nggak mau menjawab, tapi nanti kalau saya jawab , kita pasti ngomong-ngomong soal ini , soal itu , terus nanti kita jadi akrab"

Si pemuda melongo mendengar ceramah si bapak, "Lalu apa salahnya kalau kita akrab ?"

Si bapak menjawab "Nanti anak gadis dan istri saya akan menjemput saya di Gambir, kalau kita sudah akrab, nanti kita akan turun sama -sama , terus saya pasti memperkenalkan mereka sama kamu. Nah, istri saya tuh orangnya baik sekali sama semua orang , nanti dia pasti menawarkan kamu mampir kerumah, nanti kamu mandi dirumah saya, terus makan dirumah saya, kemudian kamu lama-lama bisa akrab dengan anak gadis saya dan kamu bisa jadi pacar anak saya dan lama-lama kamu bisa jadi menantu saya."

Sang pemuda yang tadi sudah bingung sekarang makin bingung, lantas dia bertanya "Terus apa hubungannya dengan pertanyaan saya yang pertama ?"

Sambil berdiri dengan lantang bapak tersebut menjawab "Masalahnya anak muda, SAYA TIDAK MAU PUNYA MENANTU SEPERTI KAMU, JAM TANGAN AJA NGGAK PUNYA , BAGAIMANA MAU MEMBAHAGIAKAN ANAK SAYA ?? "

Lho ? ..... jadi jam berapa sekarang, Pak ?
[Read More...]


Melihat Waktu



Sebuah jam melekat erat di salah satu dinding rumahku. Bentuknya bundar dan terbingkai indah dengan garis merah yang tebal. Jarum panjang kecil merah itu bergerak maju tanpa henti, pelan namun pasti. Dia terus maju sampai ajalnya tiba dan ketika dia diberikan sebuah ruh yang baru, dia pun mulai lagi berjalan maju ke depan dan ke depan, tidak pernah ke belakang.

Waktu. Dua belas angka yang ada dalam sebuah jam waktu terlihat begitu jelas. Putaran jarumnya yang pasti adalah waktu. Detik, lalu menit, lalu jam, lalu hari, lalu minggu, bulan, windu dan seterusnya.

Sudah satu jam aku melihat jarum merah itu berputar dengan diam tanpa gerak. Mataku tertuju pada setiap detik bunyi yang dikeluarkan jarum itu. Sangat pasti dan jelas. Dan waktuku terbuang tanpa apa-apa.

Ungkapan mereka tentang waktu; 24 jam itu kurang, waktu itu berjalan cepat, waktu itu emas dan sebagainya. Adalah merupakan ungkapan bukan tanpa alasan. Benar adanya jika waktu itu emas, karena di setiap detik itu adalah kesempatan. Jika waktu itu berjalan cepat, itu karena kita lupa waktu. Padahal waktu itu berjalan perlahan dan pasti tanpa henti. Jika 24 jam itu kurang dalam sehari, tidak benar.  Karena 24 jam itu takaran paling seimbang yang Allah berikan, hanya saja kita tidak bisa membaginya dengan baik.

Melihat waktu. Lihatlah sekelilingmu! Teman sebayamu, yang dulu duduk berdampingan di bangku sekolahmu, sekarang sudah beristri, sudah berkerja dengan rajinnya, sudah berpenghasilan, sudah membangun rumah dan seterusnya. Dinding rumahmu, yang sekarang tidak sekuat dulu, warnanya yang telah memudar, dan kayunya pun sudah melapuh. Wajah ayahmu, yang dulu muda sekarang bertambah kerut di dahi dan pipinya, ototnya yang kuat dulu sekarang berkurang kuatnya, rambutnya yang hitam dulu sekarang putih merona. Tidakkah ini waktu? Waktu yang telah berlalu.

“Sebaik-baik umur adalah yang panjang lagi bermanfaat.” Pernah dengar ungkapan ini? Rasulullah yang mengatakan ini. Kita sering berdoa, ya Allah panjangkanlah umurku. Dengan alasan, kebaikanku masih sedikit, tanggung jawabku belum tunai, dan lain-lain. Takut mati, tidak perlu jika umur yang telah kita jalani penuh dengan manfaat. Berbeda halnya mereka yang selalu meminta umur panjang tapi tidak memanfaatkan umurnya dengan sebaik-baiknya.

Waktu, sudah berapa waktu kita yang telah berlalu dan menjadi abu?  Mengucapkan satu sholawat hanya membutuhkan kurang lebih 4 detik. Mengucapkan tasbih, subhanallah hanya 2 detik. Begitu pula takbir, tahmid, dan lainnya. Sayangnya, kita terperdaya oleh bisikan syetan dan kawan-kawan. Padahal satu ucapan subhanallah itu adalah sebuah kebaikan. Sebuah kebaikan itu ganjarannya berlipat 10 sampai pada 700 ganjaran. Kurang lalai apa kita?

Iya, duduklah dengan manis, tidurlah sepanjang hari di atas singgasanamu yang fana, hisap terus rokokmu sambil ditemani kopi panas, berbicaralah kesana-kemari dan tertawalah sekeras-kerasnya. Anggaplah waktumu itu panjang dan masih ada hari esok untuk berbenah. Siapa yang tahu sepuluh menit yang akan datang nyawa kita sudah tidak bersama kita lagi? Seorang mukmin itu selalu siap untuk mati, kapanpun dimanapun. Mari kita tutup umur kita dengan kebaikan.(http://evinurliza.blogspot.com/2012/08/melihat-waktu.html)
[Read More...]


Categories

Recent Comments

Popular Posts

Return to top of page Copyright © 2011 | Platinum Theme Converted into Blogger Template by Hack Tutors